Sunday, March 15, 2015

Flash Fiction

Doraemon kaget. Nobita mendobrak pintu dan langsung masuk. Aku melongok keluar jendela. Giant mengejarnya. Tengok kanan-kiri kehilangan jejak.
“Ada apa Giant?”
“Nobita lewat sini?”
“Tidak tahu, Giant.”
Wajahnya semakin garang. Tangannya mengepal. Tong sampah di depannya hancur di tendang.
“Kalau ketemu. Aku remuk kepalanya untuk makan buaya-buayaku. Masa iya anakku yang cantik itu akan menikah dengan si semprul itu. Ah, aku juga tidak sudi punya menantu pengangguran seperti dia. Kerjanya tidur saja! Nobita! Kemana kau?
Giant berlari kencang.
Doraemon menendang Nobita di bawah selimut.
“Apa yang kau lakukan sampai Giant ngamuk?”
“Anaknya hamil karenaku.”

0 komentar: